JNC Sumedang – Persoalan Salat Id yang dilakukan pada 1 Syawal atau Idul Fitri, dan 10 Dzulhijah atau Idul Adha, penting untuk diketahui.
Dikutip dari tulisan dalam kitab Al-Mu’tamad karya Dr. Syekh Muhammad Wahbah az-Zuhaili, semoga bermanfaat.
- Yang paling baik dibaca adalah ‘id (عيد) dikasrahkan huruf ‘ainnnya bukan difatahkan (‘aid);
- Salat ‘id dua rakaat dengan pelaksanaan shalat dulu baru khutbah;
- Takbir di rakaat pertama 7 kali selain takbiratul Ihram dan takbir intiqal (perpindahan) ke ruku’;
- Takbir di rakaat kedua 5 kali selain takbir bangkit dari sujud dan takbir intiqal ke ruku’;
- Sunnah membaca tasbih, tahmid, tamjid, tahlil : (سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله اكبر)
antara beberapa takbir di rakaat pertama dan rakaat kedua;
- Tasbih, tahmid, tamjid, tahlil yang dibaca di atas tidak disunnahkan dibaca setelah takbir ketujuh di rakaat pertama dan sesudah takbir kelima di rakaat kedua;
- Kalimat tasbih, tahmid, tamjid, tahlil itu juga tidak Sunnah dibaca setelah takbiratul ihram dan tidak Sunnah dibaca setelah takbir intiqal bangkit dari sujud menuju rakaat kedua;
- Setelah takbiratul ihram disunnahkan membaca do’a iftitah sebelum takbir pertama dari tujuh takbir di rakaat pertama;
- Takbir yang tujuh dan 5 itu hukumnya Sunnah haiat.
Seandainya imam lupa atau sengaja meninggalkannya, tidak ada hak makmum untuk mengingatkannya dengan membaca subhanallah dan juga tidak disunnahkan sujud sahwi sebelum salam;
- Makmum tugasnya mengikuti imam walaupun tidak takbir 7 kali dan 5 kali takbir yg dimaksud di atas;
- Seandainya makmum terlambat, ia tertinggal beberapa takbir dari Imam di rakaat pertama atau kedua, maka takbirnya tidak ada anjuran menambahkan nya;
- Bilamana makmum terlambat satu rakaat maka ia wajib menambahnya;
- Takbiran disunnahkan setelah terbenam matahari akhir Ramadan dan berakhir ketika khatib naik ke mimbar utk shalat ‘id;
- Khatib berkhutbah sebagaimana biasanya khutbah Jumaah. Akan tetapi, khutbah pertama ‘id sebelum muqaddimah khutbah ia takbir 9 kali dan 7 kali pada khutbah kedua;
- Jemaah tetap disunnahkan mendengar khutbah ‘id dan sangat dicela bagi yg meninggalkannya dengan alasan sudah selesai shalatnya;
- Mengucapkan selamat ‘id kepada sesama Muslim disunnahkan;
- Takbiran di masjid dan di tempat lain disunnahkan;
- Lebih utama salat ‘id di masjid jika tertampung masjidnya. Bilamana tidak maka solusinya boleh di lapangan;
- Wanita haidh tetap boleh mendengarkan khutbah ‘id walau shalatnya tidak diperbolehkan;
- Jangan hancurkan nilai ibadah selama bulan Ramadan dengan maksiat pada hari rayanya!!
Demikian, referensi utama tulisan ini kitab Al-Mu’tamad karya Dr. Syekh Muhammad Wahbah az-Zuhaili.***
